Beranda | Artikel
Doa Istiftah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam Saat Berdiri Shalat Malam
Senin, 2 September 2024

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Doa Istiftah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Saat Berdiri Shalat Malam merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Mukhtashar Shahih Muslim yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Ahad, 27 Safar 1446 H / 1 September 2024 M.

Kajian Tentang Doa Istiftah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Saat Berdiri Shalat Malam

اللهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيَّامُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اللهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَأَخَّرْتُ وَأَسْرَرْتُ وَأَعْلَنْتُ أَنْتَ إِلَهِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ.

“Ya Allah, milik-Mu segala puji. Engkaulah cahaya langit dan bumi. Milik-Mu segala puji. Engkaulah yang mengurus langit dan bumi. Milik-Mu segala puji. Engkaulah Pemilik langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya. Engkaulah Yang Maha Benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar, Surga itu benar, Neraka itu benar, dan Hari Kiamat itu benar. Ya Allah, kepada-Mu aku menyerahkan diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku kembali, dengan pertolongan-Mu aku bertengkar, dan kepada-Mu aku berhukum. Maka, ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu maupun yang akan datang, yang aku lakukan secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Engkaulah Tuhanku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) selain Engkau.” (HR. Muslim)

Doa istiftah dimulai dengan kalimat اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ “Ya Allah, milik-Mu segala puji.” Pujian ini menunjukkan bahwa hanya Allah yang berhak dipuji, karena Dia memiliki segala kesempurnaan dalam sifat-sifat-Nya. Semua kesempurnaan adalah milik Allah, sehingga hanya Allah yang layak untuk dipuji. Adapun manusia, sehebat apa pun, tidak berhak dipuji karena segala kelebihan yang dimiliki manusia adalah pemberian dari Allah.

Allah sangat menyukai pujian dan mencintai hamba-hamba-Nya yang senantiasa memuji-Nya. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari disebutkan:

 ليسَ أَحَدٌ أَحَبَّ إِلَيْهِ المَدْحُ مِنَ اللهِ

“Tidak ada siapapun yang lebih menyukai pujian daripada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Bukhari)

Ketika kita membaca Al-Qur’an, banyak sekali ayat-ayat yang memuji Allah. Contohnya, saat Allah menciptakan langit dan bumi, Dia memuji diri-Nya:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ…

“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menjadikan gelap dan terang.” (QS. Al-An’am [6]: 1)

Hal ini menunjukkan bahwa kita pun sangat dianjurkan untuk banyak memuji Allah dalam setiap keadaan. Saat senang, kita memuji Allah; saat ditimpa kesusahan pun, kita tetap memuji Allah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Muslim, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jika mendapat nikmat, beliau mengucapkan:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ

“Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.” (HR. Muslim)

Dan jika ditimpa kesusahan, beliau mengucapkan:

الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

“Alhamdulillah, segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan.” (HR. Muslim)

Kesusahan itu sebetulnya nikmat. Karena dengan adanya kesusahan, Allah menggugurkan dosa-dosa, mengangkat derajat kita jika kita sabar, dan kesusahan menempa kita untuk dapat mengamalkan ayat-ayat yang berkaitan dengan kesabaran. Sementara pahala sabar sendiri tidak terbatas, seperti yang disebutkan dalam firman Allah:

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar [39]: 10)

Bagi mereka yang menginginkan akhirat, kesusahan dianggap sebagai nikmat. Ketika diberi sakit, itu pun dianggap sebagai nikmat karena dengan sakit tersebut, Allah menggugurkan dosa-dosa mereka. Namun, bagi orang yang hanya menginginkan dunia, kesusahan dianggap bukan nikmat.

Lihat juga: Bacaan Doa Iftitah dan Sunnah-Sunnah Shalat

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54433-doa-istiftah-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam-saat-berdiri-shalat-malam/